Tatanen dan Pamakayaan
dalam bidang pertanian bukanlah sekedar bagaimana menghasilkan padi untuk
kebutuhan beras sehari - hari. Tatanen yang dipelihara secara
pakem oleh Adat dan terus di pertahankan adalah sebuah upaya "Nyumput
buni di nu caang, negrak tapi teu katembong" dari sebuah falsafah
hidup amanat Karuhun.
Ritual-ritual adat yang dilakukan di Kasepuhan Sinar
Resmi dilakukan secara rutin dan berulang, dalam jangka bulanan dan tahunan.
Ritual bulanan yang dilakukan adalah opatbelasna, yang dilakukan setiap bulan. Ritual tahunan terkait
dengan sistem pertanian, prosesi pertanian sawah dan ladang, Sedekah
Ruwah dan Mulud, Prah-prahan, Nyimur, Beberes Bengkong, serta upacara Seren Taun yang dilakukan setahun sekali.
Sistem pertanian di Kasepuhan Sinarresmi terbagi dua
untuk pertanian ladang (huma) dan pertanian sawah. Keduanya memiliki perbedaan
dalam prosesi pelaksanaannya mulai dari mempersiapkan lahan untuk digarap
hingga mengistirahatkan lahan yang telah digunakan.
Kegiatan pada
Sistem Pertanian Ladang (Huma)
Kegiatan
|
Bulan
(Sistem
Kalender Islam)
|
Pelaksana *)
|
Narawas
(menandai lokasi
yang akan dijadikan lahan huma)
|
Jumadil awal
|
Lk
|
Nyacar
(membersihkan
lahan, biasanya selama 1 minggu setelah itu di keringkan selama 15 hari – 1
bulan)
|
Jumadil awal
|
Lk, Pr, P
|
Ngahuru
(membakar semak
kering untuk dijadikan pupuk)
|
Jumadil akhir
|
Lk
|
Ngerukan
(mengumpulkan
sisa-sisa yang belum terbakar )
|
Jumadil akhir
|
Lk, Pr, P
|
Ngaduruk
(membakar
sisa-sisanya)
|
Jumadil akhir
|
Lk, Pr
|
Nyara
(meremahkan tanah)
|
Jumadil akhir
|
Lk, Pr, P
|
Ngaseuk
(penanaman bibit
padi dengan menggunakan tongkat atau aseuk)
|
Rajab
|
Lk, Pr, P
|
Ngored
(menyiangi rumput)
|
Ruwah
|
Lk, Pr, P
|
Mipit/ Dibuat
(memotong padi/
panen)
|
Haji
|
Lk, Pr
|
Ngadamel
lantayan
(membuat tempat
menjemur padi)
|
Haji
|
Lk
|
Ngalantaykeun
(proses menjemur
padi pada lantayan)
|
Haji
|
Lk, Pr
|
Mocong
(mengikat padi yang
kering)
|
Muharam
|
Lk, Pr, P
|
Ngunjal
(diangkut ke
lumbung padi)
|
Muharam
|
Lk
|
Ngaleuitkeun
(memasukkan ke
lumbung)
|
Muharam
|
Lk, Pr
|
Ngeuleupkeun
(dirapikan)
|
Muharam
|
Lk
|
Ngadieukeun
indung pare
(menyimpan padi di
dalam leuit)
|
Muharam
|
Lk
|
Selametan
(ampih pare)
|
Muharam
|
Lk, Pr, P
|
Dari 17 prosesi
di atas, lima kegiatan utama yang harus dilakukan antara lain ialah:
·
Ngaseuk: dimulainya kegiatan menanam padi dengan memasukkan benih
ke dalam lubang aseuk.
·
Beberes Mager: ritual untuk menjaga padi dari serangan hama.
Kegiatan ini dilakukan oleh pemburu di ladang Abah (ladang milik kasepuhan)
dengan membaca doa. Kegiatan ini dilaksanakan sekitar bulan Muharam.
·
Ngarawunan: ritual untuk meminta isi padi agar tumbuh dengan
subur, sempurna dan tidak ada gangguan. Kegiatan ini dilakukan oleh semua incu
putu untuk meminta doa kepada abah melalui bagian pamakayaan. Ngasrawunan dilakukan
setelah padi berumur tiga bulan sampai empat bulan.
·
Mipit: kegiatan memanen padi yang dilakukan lebih dulu oleh Abah
sebagai pertanda masuknya musim panen.
·
Nutu: kegiatan menumbuk padi pertama hasil panen.
·
Nganyaran: memasak nasi menggunakan padi hasil panen pertama, dua
bulan setelah masa panen.
Kegiatan pada
Sistem Pertanian Sawah
Kegiatan
|
Bulan
(Sistem
Kalender Islam)
|
Pelaksana*)
|
Numpang galeng
(membuat pematang)
|
Muharam
|
Lk, P
|
Ngabaladah
(menyiangi lahan)
|
Silih mulud
|
Lk, P
|
Ngambangkeun
(mengisi lahan
dengan air / merendam)
|
Jumadil awal
|
Lk, P
|
Ngangler
(membersihkan
permukaan lahan dari gulma yang tumbuh sebagai persiapan untuk tebar)
|
Ruwah
|
Lk, Pr, P
|
Tebar/ ngipuk
(membuat persemaian
padi dengan cara menebar untaian padi)
|
Jumadil akhir
|
Lk, Pr
|
Tandur
(menanam padi)
|
Ruwah
|
Lk,, Pr, P
|
Ngarambet
(membersihkan gulma
yang ada di sawah)
|
Puasa
|
Pr
|
Babad galeng
(membersihkan
rumput di pematang sawah)
|
Syawal
|
Lk, Pr,P
|
Dibuat ku etem/
neugel
(panen padi dengan
alat etem / ani-ani)
|
Haji
|
Lk, Pr, P
|
Ngadamel
lantayan
(membuat tempat
jemuran padi)
|
Haji
|
Lk
|
Ngalantay
(menjemur padi di
lantayan)
|
Haji
|
Lk
|
Mocong pare
(mengikat padi
menjadi pocong)
|
Sapar
|
Lk, Pr, P
|
Diangkut ka leuit/
ngunjal
(mengangkut padi ke
leuit/ lumbung)
|
Sapar
|
Lk
|
Ngaleuitkeun
(memasukkan ke
leuit/ lumbung)
|
Sapar
|
Lk
|
Dieulep di leuit
(merapikan padi di
dalam leuit/ lumbung)
|
Sapar
|
Lk, Pr
|
Ngadiukkeun
indung
(memasukan padi
induk ke dalam leuit)
|
Sapar
|
Lk, Pr
|
Disalametan
nganyaran
(selamatan sebagai
tanda syukur dengan memasak padi pertama kali)
|
Silih mulud
|
Pr
|
Keterangan *):
Lk
: laki-laki
Pr
: perempuan
P
: Pemuda/pemudi
Setelah semua kegiatan pertanian selesai, diadakan
kegiatan Tutup Nyambut yang menandakan selesainya semua aktivitas
pertanian di sawah ditandai dengan acara selametan. Salah satu rangkaian
kegiatan pertanian penting mengenai sistem pertanian sawah yang utama setelah
upacara Seren Taun adalah Turun Nyambut. Kegiatan
Turun Nyambut merupakan pertanda dimulainya masa
untuk membajak sawah dan mempersiapkan lahan untuk ditanami padi kembali.
Seren Taun
Upacara ini dilakukan untuk
mensyukuri hasil panen pada tahun tersebut dan sebagai hiburan untuk masyarakat
yang telah bekerja selama satu tahun dalam pertanian. Rangkaian acara dimulai
dengan musyawarah terlebih dahulu dengan melibatkan seluruh incu putu untuk
menentukan besarnya anggaran yang dibutuhkan. Setelah musyawarah selesai,
dilakukan Serah Ponggokan. Para kokolot lembur (kepala
kampung/dusun) dan kepala ranggeyan berkumpul untuk mendiskusikan
besarnya biaya yang ditanggung per orang untuk biaya seren taun untuk
diserahkan kepada Abah. Setelah Serah Ponggokan Abah melakukan ziarah ke
karamat (astana) leluhurnya dimulai dari Abah Udjat, makam Abah Ardjo,
Uyut Rusdi, Uyut Jasiun, makam yang di Tegal Lumbu, makam yang di Pasir Talaga,
Makam yang di Lebak Binong, Makam yang di Lebak Larang, hingga ke makam
leluhurnya di Cipatat, Bogor.
Rangkaian Kegiatan Upacara Seren Taun
1.
Mempersiapkan peralatan upacara yang terdiri dari: padi, orang yang membawa
padi di bakul, orang yang membawa bunga tujuh macam bunga, orang yang membawa
bokor (seupaheun), putri tujuh (orang yang mengiringi orang yang membawa
padi), dan diiringi oleh para sesepuh kampung, dan kesenian diantaranya : rengkong,
dogdog lojor, jipeng, debus, tari tani, gondang buhun dan kidung
buhun.
2. Untuk
perjalanan ampih pare ka leuit, seluruh kegiatan diatur oleh Lengser.
3.
Ketika sampai di leuit, pemimpin doa mulai membaca doa, setelah doa
selesai padi dimasukkan ke dalam leuit yang didahului oleh Abah dan Ambu
sebagai pimpinan/ketua adat.
4.
Setelah dari leuit, seluruh tamu undangan dan para sesepuh mengadakan Nyoreang
Alam ka Tukang Nyawang anu Bakal Datang (melaporkan hasil dan
kegiatan-kegiatan yang sudah dikerjakan dan merencanakan kegiatan-kegiatan ke
depan).
5.
Acara hiburan, mulai dari kesenian gondang gogonjakan, kesenian debus,
jaipongan, dan wayang golek.
Sedekah
Ruwah dan Sedekah Mulud
Sedekah Mulud merupakan
peringatan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kegiatan yang dilakukan adalah
pembacaan doa untuk selametan dan membagikan makanan kepada warga. Sebelum
memasak makanan, para ibu harus membersihkan rambut dan badan (diangir
mandi) menggunakan beuleum sapu pare, serta alat-alat yang digunakan
untuk memasak seperti dulang, kukusan, hihid, pangarih, dandang/ seeng,
kuluwung, dan aseupan, harus dicuci bersih sebelum digunakan.
Kemudian, para ibu mulai memasak nasi untuk dibawa ke rumah panghulu untuk
selametan dan dibagikan kepada warga. Sedekah Mulud dilakukan pada hari
Rabu.
Sedekah Ruwah merupakan
peringatan hari wafatnya Nabi Muhammad SAW. Kegiatan Sedekah Ruwah, sama
dengan kegiatan Sedekah Mulud. Namun, Sedekah Ruwah dilaksanakan
pada hari Jumat.
Prah-prahan
Prah-prahan merupakan
kegiatan menjaga dan menghindarkan segala penyakit (tolak bala) yang dilakukan
pada pada Bulan Safar dalam kalender Islam. Semua warga dan incu putu
ditandai oleh ketupat dan tangtang angin baik di rumah maupun di kandang
ternak.
Nyimur
Nyimur merupakan ritual
dimana seluruh balita (usia 0-5 tahun) dikumpulkan untuk diteteskan (peureuh)
air kembang ke dalam mata. Acara ini dilaksanakan di rumah dukun pada
Bulan Silih Mulud.
Beberes
Bengkong
Kegiatan sesudah mengkhitankan
semua incu putu baik laki-laki maupun perempuan. Untuk perempuan sekitar
usia 2 atau 3 tahun sedangkan untuk laki-laki sekitar usia 5 sampai 7 tahun.
Setelah selesai khitan, yang mempunyai hajat akan memberikan beras dan uang ke bengkong
sebagai parawanten. Kemudian bengkong (orang yang
mengkhitankan laki-laki) dan ema’ berang (orang yang mengkhitankan
perempuan) membuat nasi tumpeng yang akan diserahkan ke rumah Abah.
Komentar
Posting Komentar